Artikel

Penguatan Peran Dosen dalam Studi Islam Transformatif: Integrasi Ilmu, Spiritualitas dan Keummatan

  • Di Publikasikan Pada: 27 Aug 2025
  • Oleh: Admin

Rabu, 27 Agustus 2025, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya (FAI UMSurabaya) menyelenggarakan kegiatan kuliah tamu bersama Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (FAI UHAMKA). Acara ini berlangsung pukul 13.00 WIB di Gedung At-Ta’awun Lantai 22 UMSurabaya dengan tema “Penguatan Peran Dosen dalam Studi Islam Transformatif: Integrasi Ilmu, Spiritualitas dan Keummatan.” Kuliah tamu ini merupakan bagian dari upaya memperkaya wawasan akademik dosen dan mahasiswa dalam merespons tantangan zaman melalui pendekatan keilmuan Islam yang menyeluruh. Narasumber utama dalam kegiatan ini adalah Prof. Ai Fatimah Nur Fuad, M.A., Ph.D., yang juga merupakan Dekan FAI UHAMKA. Beliau dikenal sebagai akademisi yang memiliki perhatian besar pada integrasi ilmu, nilai spiritualitas, dan kepentingan umat. Kehadiran Prof. Ai disambut hangat oleh seluruh peserta, yang terdiri dari dosen di lingkungan Fakultas Agama Islam UMSurabaya. Kegiatan ini berlangsung dalam suasana ilmiah yang penuh antusiasme dan semangat kolaboratif. Kuliah tamu ini menjadi wadah penting dalam membangun koneksi antara dua institusi Muhammadiyah yang memiliki komitmen serupa terhadap dakwah dan pendidikan.

Kegiatan ini dibuka dengan sambutan oleh Dekan Fakultas Agama Islam UMSurabaya, yang menegaskan pentingnya sinergi keilmuan lintas institusi Muhammadiyah. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kuliah tamu ini bukan sekadar forum akademik, tetapi bagian dari ikhtiar menciptakan dosen-dosen yang mampu mentransformasikan ilmu ke dalam kehidupan umat. Ia juga menekankan pentingnya membentuk dosen sebagai agen perubahan, bukan hanya pengajar di ruang kelas. Menurutnya, tema yang diangkat sangat relevan dalam membangun peradaban Islam berbasis ilmu dan nilai. Dekan FAI UMSurabaya juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Prof. Ai Fatimah atas kesediaannya berbagi ilmu dan pengalaman. Ia berharap kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut dan menjadi bagian dari program berkelanjutan fakultas. Sambutan tersebut disambut dengan hangat oleh peserta dan menjadi pembuka yang menguatkan semangat keilmuan dalam forum ini. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi inti oleh narasumber.

Dalam penyampaiannya, Prof. Ai Fatimah Nur Fuad mengangkat pentingnya peran dosen dalam membentuk “Khoiru Ummah” dan “Khoirunnas”, yakni umat terbaik yang bermanfaat bagi sesama. Menurut beliau, keilmuan yang dikembangkan dosen harus bersifat dinamis, terus dikembangkan, dan selaras dengan realitas masyarakat. Ia mencontohkan peradaban Mesir Kuno yang mampu bangkit pasca-banjir bandang dengan menciptakan nolometer, alat ukur ketinggian air Sungai Nil. Selain itu, mereka juga menyusun kalender kuno sebagai upaya mencatat dan memahami siklus banjir tahunan. Ini menunjukkan bahwa situasi sulit justru bisa menjadi pemicu inovasi dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam sejarah Persia Kuno, masyarakatnya dikenal sebagai pelopor pengobatan berbasis tumbuhan, yang juga lahir dari kebutuhan praktis dan kreativitas berpikir. Prof. Ai menekankan bahwa manusia diberi kemampuan berpikir bukan untuk menyerah, tetapi untuk mencari solusi atas berbagai tantangan kehidupan. Hal ini menjadi dasar bahwa peran dosen sangat strategis dalam menumbuhkan pemikiran kreatif dan solusi berbasis nilai-nilai Islam.

Prof. Ai juga membedakan antara konsep "An-Naas", yakni manusia ideologis, dan "Al-Basyar", manusia biologis. Menurutnya, dosen perlu membentuk kesadaran mahasiswa untuk tidak hanya menjadi manusia secara fisik, tetapi juga memiliki visi, misi, dan arah hidup yang jelas. Dalam konteks ini, studi Islam transformatif harus mampu menyentuh dimensi spiritual, sosial, dan intelektual secara bersamaan. Ia menyebut bahwa Muhammadiyah adalah contoh nyata bagaimana ide bisa menjadi kekuatan utama yang menggerakkan perubahan. Keberhasilan Muhammadiyah tidak hanya pada pembangunan fisik seperti sekolah dan rumah sakit, tetapi pada gagasan yang dilembagakan dan disebarkan. Gagasan ini, menurut Prof. Ai, seperti virus dalam pandangan Daniel Dennett, yang dapat menyebar luas jika memiliki inang dan habitat yang sesuai. Maka, dosen harus menjadi inang bagi ide-ide yang mencerahkan dan membebaskan. Dengan begitu, proses belajar bukan hanya transfer ilmu, tetapi juga penanaman visi hidup dan kesadaran perubahan.

Dalam sesi diskusi, peserta terlihat antusias memberikan tanggapan dan pertanyaan yang memperkaya dialog. Banyak peserta tertarik dengan cara Prof. Ai mengaitkan sejarah peradaban dengan konteks kekinian dunia Islam. Diskusi berlangsung dinamis, membahas peran keilmuan dalam merespons krisis kemanusiaan dan degradasi spiritual. Beberapa peserta mengajukan pertanyaan tentang bagaimana praktik integrasi ilmu dan spiritualitas dapat diterapkan dalam kurikulum dan pembelajaran sehari-hari. Prof. Ai memberikan jawaban yang lugas dan reflektif, menekankan pentingnya keberanian dosen untuk memulai dari ruang kelas. Ia juga mendorong para dosen untuk aktif meneliti dan menulis, agar ilmu yang dimiliki tidak berhenti di ruang akademik. Diskusi ini semakin menegaskan bahwa dosen adalah penggerak utama transformasi pendidikan Islam yang bermakna. Kegiatan pun ditutup dengan apresiasi dari panitia dan foto bersama sebagai bentuk dokumentasi dan kebersamaan.

Melalui kuliah tamu ini, Fakultas Agama Islam UMSurabaya tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga semangat baru untuk terus mengembangkan pendekatan transformatif dalam pendidikan Islam. Hubungan kelembagaan antara UMSurabaya dan UHAMKA juga semakin erat, membuka peluang kerja sama yang lebih luas di bidang akademik dan sosial. Prof. Ai Fatimah Nur Fuad telah memberikan inspirasi besar bagi seluruh peserta, terutama dalam mengembangkan peran dosen sebagai penjaga dan penyebar nilai-nilai Islam yang progresif. Kuliah tamu ini menjadi pengingat bahwa kekuatan sejati pendidikan Islam terletak pada ide-ide besar yang mampu menggerakkan perubahan. Dengan semangat integrasi ilmu, spiritualitas, dan keummatan, FAI UMSurabaya berkomitmen melanjutkan ikhtiar ini dalam kegiatan-kegiatan mendatang. Berita acara ini sekaligus menjadi catatan penting atas terselenggaranya forum ilmiah yang membangun dan mencerdaskan. Semoga kegiatan ini memberi manfaat luas dan berkelanjutan bagi civitas akademika dan masyarakat. Demikian berita acara ini dibuat sebagai dokumentasi resmi dan bentuk pertanggungjawaban akademik.